DEMOKRASI BERPIHAK KEPADA PEMENANG
By. goefran yassin
Rabu,19 Januari 2017
Sejarah dibuat bagi mereka yang menang dan membentuk hierarki politik yang sedemikian rupa membenarkan tujuan politik yang sesungguhnya yang dipublikasi dan diketahui oleh khalayak hanyalah pencapaian yang bagus-bagus namun disisi lain yang tampak kelam menyimpan nafsu menguasai semua sumber-sumber ekonomi dan membentuk komunitas sesuai lingkaran tujuan kekuasaan.
Politik dengan jargon revolusi mental itu hanyalah sebuah semboyan yang tidak bermakna untuk membangun image publik agar menyakinkan program-program kerja yg mereka bawa.
Baru pemerintahan kali ini kita mengetahui kebohongan yang tampak oleh masyarakat awam sekalipun dengan dipoles bahasa sedemikian rupa ataupun argumen-argumen.
Membaca dari beberapa media online,tv,media sosial gonta ganti pejabat yg cukup cepat dan banyak,kita masyarakat awam melihat bukan karena tidak tercapai target atau tidak ahli rata-rata orang yg mempuni,namun apa mau dikata mereka tidak membawa kepentingan kekuasaan dan tujuan orang yang mesan atau big bossnya. Walahualam.
Politik transaksional terjadi bukan lagi rahasia umum.
Adalagi cerita-cerita yang tidak kalah mengagetkan kita Pemerintah dengan pemegang rekor utang terbanyak dalam waktu singkat,pengukuhan wni untuk mantan menteri dalam waktu yang super singkat dengan melabrak undang-undang yang berlaku.
Mengganti pejabat seenak ‘udel’,lingkaran kolega saja yang bekerja,ini negara bung bukan perusahaan yang dikelola semau dan sesuai kepentingan kekuasaan cukong.
Negara saat ini dikelola oleh kepentingan asing.
Negara disudah dikendalikan oleh energi jahat dan kepentingan tangan-tangan yang tidak nampak.Negara yang nota bene diindentikan dengan simbol presiden sudah kehilangan arah akibat kepentingan yang besar dari sponsor atau partai politik pengusung.
Negara ini menuju negara aristokrat,arogansi kekuasaan cukup nampak sebagai contoh masyarakat mengkritik pejabat dilaporkan pencemaran nama baik,adu domba sara,ormas dengan ormas dan seterysnya, pengebirian hak berpendapat didepan umum ini yang namanya demokrasi...?
Saat ini rakyat diperas dengan undang-undang pengampunan pajak (tax amnesty) bagi pengusaha pengemplang uang negara,subsidi nyaris dihapus,biaya administrasi stnk,bpkb dan lain-lain akibat dari gagal tercapainya target pajak tahun sebelumnya yang disasar dan dibebankan kepada rakyat,masalah yang terjadi saat ini program tax amnesty menyasar rakyat kecil seperti pedagang pasar jika tidak membayar pajak pph akan digusur oleh trantib dstnya,seharusnya diperuntukkan bagi wajib pajak besar yang tidak patuh atau tidak melaporkan secara lengkap harta kekayaannya.
Pertanyaannya jika target tax amnesty ini gagal sesuai target sangsi apa lagi yang diterima oleh rakyat indonesia….?
Program nawa cita hanya menjadi slogan yang sudah kehilangan rohnya yang suci
Negara bim salabim...
By. goefran yassin
Rabu,19 Januari 2017
Sejarah dibuat bagi mereka yang menang dan membentuk hierarki politik yang sedemikian rupa membenarkan tujuan politik yang sesungguhnya yang dipublikasi dan diketahui oleh khalayak hanyalah pencapaian yang bagus-bagus namun disisi lain yang tampak kelam menyimpan nafsu menguasai semua sumber-sumber ekonomi dan membentuk komunitas sesuai lingkaran tujuan kekuasaan.
Politik dengan jargon revolusi mental itu hanyalah sebuah semboyan yang tidak bermakna untuk membangun image publik agar menyakinkan program-program kerja yg mereka bawa.
Baru pemerintahan kali ini kita mengetahui kebohongan yang tampak oleh masyarakat awam sekalipun dengan dipoles bahasa sedemikian rupa ataupun argumen-argumen.
![]() |
Gambar Ilustrasi: Demokrasi (google) |
Membaca dari beberapa media online,tv,media sosial gonta ganti pejabat yg cukup cepat dan banyak,kita masyarakat awam melihat bukan karena tidak tercapai target atau tidak ahli rata-rata orang yg mempuni,namun apa mau dikata mereka tidak membawa kepentingan kekuasaan dan tujuan orang yang mesan atau big bossnya. Walahualam.
Politik transaksional terjadi bukan lagi rahasia umum.
Adalagi cerita-cerita yang tidak kalah mengagetkan kita Pemerintah dengan pemegang rekor utang terbanyak dalam waktu singkat,pengukuhan wni untuk mantan menteri dalam waktu yang super singkat dengan melabrak undang-undang yang berlaku.
Mengganti pejabat seenak ‘udel’,lingkaran kolega saja yang bekerja,ini negara bung bukan perusahaan yang dikelola semau dan sesuai kepentingan kekuasaan cukong.
Negara saat ini dikelola oleh kepentingan asing.
Negara disudah dikendalikan oleh energi jahat dan kepentingan tangan-tangan yang tidak nampak.Negara yang nota bene diindentikan dengan simbol presiden sudah kehilangan arah akibat kepentingan yang besar dari sponsor atau partai politik pengusung.
Negara ini menuju negara aristokrat,arogansi kekuasaan cukup nampak sebagai contoh masyarakat mengkritik pejabat dilaporkan pencemaran nama baik,adu domba sara,ormas dengan ormas dan seterysnya, pengebirian hak berpendapat didepan umum ini yang namanya demokrasi...?
Saat ini rakyat diperas dengan undang-undang pengampunan pajak (tax amnesty) bagi pengusaha pengemplang uang negara,subsidi nyaris dihapus,biaya administrasi stnk,bpkb dan lain-lain akibat dari gagal tercapainya target pajak tahun sebelumnya yang disasar dan dibebankan kepada rakyat,masalah yang terjadi saat ini program tax amnesty menyasar rakyat kecil seperti pedagang pasar jika tidak membayar pajak pph akan digusur oleh trantib dstnya,seharusnya diperuntukkan bagi wajib pajak besar yang tidak patuh atau tidak melaporkan secara lengkap harta kekayaannya.
Gambar Ilustrasi: Matinya Demokrasi (googgle)
Pertanyaannya jika target tax amnesty ini gagal sesuai target sangsi apa lagi yang diterima oleh rakyat indonesia….?
Program nawa cita hanya menjadi slogan yang sudah kehilangan rohnya yang suci
Negara bim salabim...
Komentar