Sejak era reformasi 98 dan dilaksanakan pemilihan langsung politik yang mengemuka sebagian besar adalah sangat kental dengan politik identitas,berdasarkan kekerabatan,suku bangsa dan memiliki kesamaan pandangan politik membentuk kelompok dengan tujuan bersama. Namun tidak banyak pula hilangnya fungsi tokoh dalam masyarakat yang biasanya menjadi perwakilan atau saluran penyambung aspirasi dengan terjadinya liberalisasi politik, sehingga secara keilmuan dan konsentrasi keahlian sedikit dikesampingkan. Yang ada hanya nilai popularitas,daya dukung keluarga dan finansial sehingga seleksi keterwakilan dalam masyarakat tidak berjalan secara rasional namun emosional. Sehingga melahirkan penyampai aspirasi yang minim ide,kreatifitas,rawan intervensi oleh kepentingan kelompok tertentu dalam struktur sosial politik lingkup dalam skala terbatas. Dengan demikian aspirasi-aspirasi yang mengemuka dan diusung hanyalah diprioritas dalam lingkaran yang diwakilinya saja sehingga m...
TRANSFORMASI BERPIKIR KRITIS TAJAM MEMBANGUN PERADABAN UNTUK KEADILAN